TEMPO.CO, Yogyakarta - Cobalah Anda mampir ke rumah Djoko Pekik, seniman yang dijuluki “Pelukis 1 Miliar” karena harga lukisannya yang mahal. Anda akan disambut sebuah patung badut McDonald’s meringis di lorong pintu masuk rumah. Patung setinggi dua meter itu membuka kedua tangannya seakan menyapa semua orang yang datang.
Tapi ini bukan patung badut mulus yang lazim dipajang di gerai makanan cepat saji McDonald’s. Bintik-bintik hitam menyebar di sekujur tubuhnya. Jamur menyembul pada kulitnya dan catnya sudah memudar dan mengelupas. Sebuah keranjang sampah plastik berada persis di bawah ikon waralaba perusahaan Amerika Serikat itu. Patung sejenis juga ada di balik tempat parkir mobil. Badut itu menghadap ruangan penyimpanan gamelan.
Patung-patung badut itu jadi mainan cucu-cucu Pekik. Pelukis “Berburu Celeng” itu punya delapan anak dan 17 cucu. Cucunya ada yang sudah duduk di bangku sekolah dasar. Bocah-bocah itu sering bertandang ke rumah sang kakek. Belasan cucunya, kata Pekik, suka berlarian di sekitar rumahnya sembari melempari dua badut itu dengan kerikil. Pekik sengaja mengajak cucunya untuk melempari badut itu. »Biar mereka nggak suka makan produk kapitalis,” kata dia pada Kamis sore, 12 September 2013.
Rumah Pekik terletak di Dusun Sembungan, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul. Hutan bambu ampel dan bambu cluring mengelilingi rumah pelukis kawakan itu. Pohon melinjo, mahoni, dan trembesi tumbuh rimbun di sana.
Menurut Pekik, dua patung badut McDonald’s itu dapatkan dari seorang pematung di Yogyakarta. Ia membeli keduanya sewaktu ada acara Biennale Yogyakarta pada 2009. Waktu itu seniman memamerkan badut McDonald’s yang penuh coretan di halaman Taman Budaya Yogyakarta.
Menurut Pekik, ada sekitar 50 patung badut McDonald’s yang dipamerkan pada saat itu. Pekik membeli patung yang masih bersih dengan cat asli. Patung itu berbahan cor semen. Harga dua patung itu Rp 15 juta.
Dia meletakkan satu patung di lorong gerbang masuk. Pekik ingin menyambut setiap tamu yang datang melalui badut McDonald’s dengan tangan yang membuka. Badut itu seperti ingin mengucapkan selamat datang.
Anggota sanggar Bumi Tarung itu kerap mendapat pertanyaan dari para tamu yang bertandang ke rumahnya. Para tamu heran dengan keberadaan badut itu. »Mereka bertanya ke saya, ‘Apa kamu jualan McD?’,” kata Pekik.
SHINTA MAHARANI
YOUR COMMENT